Kumpulan artikel tentang IT, Informatika, Tutorial VB, Elektro, Mikrokontroler serta Kumpulan Puisi & Cerpen

Kamis, Agustus 20, 2009

Marhaban Ya Ramadhan

Marhaban Ya Ramadhan; Selamat Datang bulan suci Ramadhan; Bulan penuh berkah dan ampunan; Mari kita jalani puasa tahun ini dengan hati ikhlas; insya Allah membawa barokah bagi kita semua dan juga bagi negeri kita tercinta; Amin;

Marhaban Ya Ramadhan; Selamat Datang bulan suci Ramadhan; Bulan penuh berkah dan ampunan; Mari kita jalani puasa tahun ini dengan hati ikhlas; insya Allah membawa barokah bagi kita semua dan juga bagi negeri kita tercinta; Amin;

Marhaban Ya Ramadhan; Selamat Datang bulan suci Ramadhan; Bulan penuh berkah dan ampunan; Mari kita jalani puasa tahun ini dengan hati ikhlas; insya Allah membawa barokah bagi kita semua dan juga bagi negeri kita tercinta; Amin;

Marhaban Ya Ramadhan; Selamat Datang bulan suci Ramadhan; Bulan penuh berkah dan ampunan; Mari kita jalani puasa tahun ini dengan hati ikhlas; insya Allah membawa barokah bagi kita semua dan juga bagi negeri kita tercinta; Amin;

Marhaban Ya Ramadhan; Selamat Datang bulan suci Ramadhan; Bulan penuh berkah dan ampunan; Mari kita jalani puasa tahun ini dengan hati ikhlas; insya Allah membawa barokah bagi kita semua dan juga bagi negeri kita tercinta; Amin;

Marhaban Ya Ramadhan; Selamat Datang bulan suci Ramadhan; Bulan penuh berkah dan ampunan; Mari kita jalani puasa tahun ini dengan hati ikhlas; insya Allah membawa barokah bagi kita semua dan juga bagi negeri kita tercinta; Amin;

Marhaban Ya Ramadhan; Selamat Datang bulan suci Ramadhan; Bulan penuh berkah dan ampunan; Mari kita jalani puasa tahun ini dengan hati ikhlas; insya Allah membawa barokah bagi kita semua dan juga bagi negeri kita tercinta; Amin;

Share:

Rabu, Agustus 05, 2009

SEJARAH PEMELIHARAAN KEMURNIAN AL QURAN


a. Memelihara Al Quran di masa Nabi Muhammad SAW
Pada permulaan islam bangsa Arab adalah satu bangsa yang buta huruf; amat sedikit di antara mereka yang pandai menulis dan membaca. Mereka belum mengenal kertas, sebagaimana kertas yang dikenal sekarang.
Perkataan “Al waraq” (daun) yang lazim dipakaikan dengan arti “kertas” di masa itu, hanyalah dipakaikan pada daun kayu saja.
Adapun kata “al qirthas” yang daripadanya terambil kata-kata Indonesia “kertas” dipakaikan oleh mereka hanyalah pada benda-benda (bahan-bahan) yang mereka pergunakan untuk ditulis, yaitu: kulit binatang, batu yang tipis dan licin, pelapah tamar (korma), tulang binatang, dan lain sebagainya.

Setelah mereka menaklukkan negeri Persia, yaitu sesudah wafatnya Nabi Muhammad saw, barulah mereka mengetahui kertas. Orang Persia menamai kertas itu “kaqhid”, maka dipakailah kata-kata kaqhid ini untuk kertas oleh bangsa Arab semenjak itu.
Adapun sebelum masa Nabi ataupun masa Nabi, kata-kata “al kaqhid” itu tidak ada dalam pemakaian bahasa Arab, maupun dalam hadits-hadits Nabi. Kemudian kata-kata “al qirthas” itupun dipakai pula oleh bangsa Arab kepada apa yang dinamakan “kaqhid” dalam bahasa Persia itu.

Kitab atau buku tentang apapun, juga belum ada pada mereka. Kata-kata “kitab” di masa itu hanyalah berarti: sepotong kulit, batu, atau tulang dan sebagainya yang telah bertulis, atau berarti surat, seperti kata “kitab” dalam surat An Naml (27) ayat 28.

28. Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan"
Begitu juga “kutub”(jama’ kitab) yang dikirimkan oleh Nabi kepada raja-raja dimasanya, untuk menyeru mereka kepada Islam.

Karena mereka belum mengenal kitab atau buku sebagaimana yang dikenal sekarang, sebab itu waktu Al Qur’anul Karim itu dibukukan di masa Khalifah Ustman bin ‘Affan, mereka tidak tahu Al Quran yang telah dibukukan itu akan dinamai apa, dan bermacam-macam pendapat sahabat tentang nama yang harus diberikan. Akhirnya mereka sepakat menamainya dengan “Al Mushhaf”. (Ism maf’ul dari ash hafa, dan ash hafa artinya: mengumpulkan shuhuf, jamak shahifah, lembaran-lembaran yang telah bertulis.)

Kendatipun bangsa Arab pada waktu itu masih buta huruf, tetapi mereka mempunyai ingatan yang amat kuat. Mereka berpegang pada hafalan untuk memelihara dan meriwayatkan syair-syair dari pejangga-pujangga dan penyair-penyair mereka, ansab (silsilah keturunan) mereka, peperangan-peperangan yang terjadi di antara mereka, peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat dan kehidupan mereka tiap hari dan sebagainya.
Demikian keadaan bangsa Arab di waktu kedatangan agama Islam itu. Maka dijalankanlah oleh Nabi suatu cara yang ‘amali (praktis) yang selaras dengan keadaan pada waktu itu dalam menyiarkan Al Quranul Karim dan memeliharanya.

Setiap diturunkan ayat-ayat Al Quran Nabi menyuruh menghafalnya, dan menuliskannya, di batu, kulit binatang,pelepah tamar, dan apa saja yang dapat ditulisi. Dan Nabi menerangkan bagaimana ayat-ayat itu mesti disusun dalam sesuatu surat, artinya oleh Nabi diterangkan tertib urut ayat-ayat itu. Nabi mengadakan peraturan, yaitu Al Quran sajalah yang boleh dituliskan, selain dari Al Quran itu, yakni hadits atau pelajaran-pelajaran yang mereka dengar dari mulut Nabi, dilarang menuliskannya. Larangan ini ialah dengan maksud supaya Al Quranul Karim itu terpelihara, jangan campur aduk dengan yang lain-lain, yang juga didengar dari Nabi.
Nabi menganjurkan supaya Al Quran itu dihafal, dibaca selalu, dan diwajibkannya membacanya dalam sembahyang. Dengan jalan demikian banyaklah orang yang hafal Al Quran, dan tak satu ayatpun yang tak dituliskan.

Share:

Kalender Hijriah


Jadwal Sholat


Subscribe

kirim update terbaru dari

Blog Irda langsung ke Email anda!


Komentar Terbaru

Site Info

Tukeran link yuk

Copy kode di bawah masukan di blog anda, saya akan segera linkback kembali

Irdaloves Blog

Follower

Blog Archive