Kumpulan artikel tentang IT, Informatika, Tutorial VB, Elektro, Mikrokontroler serta Kumpulan Puisi & Cerpen

Kamis, Mei 14, 2009

Simfoni Kota Yogyakarta


Nuansa-nuansa biru
Untaian nada kalbu
Riang dalam nestapa terpadu
Indahnya bumi tumpah darah
Kemilau kotaku Yogyakarta
Hamba mengabdi, berbakti tuk negara
Salam ayah, ibu dan saudara
Andai hingga masa-masa hayatku
nantikan daku kan kembali
Share:

Persembahan


Kupersembahkan padamu kasih
Kuntum mawar bunga merona
Sambutlah duhai kasihku
Rentangkanlah tanganmu

Bukalah tirai di hatimu
Ku kan serahkan
Bingkisan dari kalbuku
Sebutir Cinta untukmu
Hanyalah untukmu
kekasihku...
Share:

Membuat Program Parsing Kalimat dalam Kata

Parse Tree atau Parsing adalah sebuah alat untuk mengidentifikasi keanggotaan sebuah bahasa. Jika diberikan sebuah string, maka melalui parsing dapat diketahui apakah string tersebut merupakan anggota dari bahasa yang bersangkutan atau bukan.
Dalam implementasinya dengan Visual Basic kita cukup menggunakan fungsi split dan array.
Tahapan dalam membuat program parsing menggunakan Visual Basic adalah sebagai berikut:


1. jalankan program Visual Basic
2. jendela New Project akan muncul, pilih VB Enterprice Edition Control
3. tekan tombol Open

Tampilan akan muncul seperti gambar di bawah ini:


4. pada jendela Project, klik Form, double klik Form1
5. atur form dan properti sebagai berikut

















































Properti:
ObjekPropertiPengaturan
Label1AlignmentCenter

CaptionProgram Parsing Kalimat dalam Kata

FontMs Sans Serif


Font Style: Bold


Size: 12
TextBox1MultilineTrue
TextBox2MultilineTrue
Command1Caption&Parsing


6. double klik Command1, kemudian ketik kode berikut.



7. kemudian kita bisa mengkompilasi program tersebut dengan menu Run | Start atau menggunakan tombol F5. bila tidak ada kesalahan maka akan terlihat tampilan sebagai berikut.



8. masukkan sebuah kalimat ke TextBox1, kemudian tekan tombol Parsing.
9. amati hasilnya.

Contoh input kalimat.


Selamat mencoba...
Share:

Sekilas Tentang Flu Babi

Apa itu Flu Babi?
Flu Babi adalah suatu penyakit menular yang disebabkan virus influenza yang ditularkan binatang dan dapat menyerang manusia. Nama lain dari penyakit ini adalah swine influenza (H1N1).

Gejala Klinis
Gejala klinis yang ditemui seperti gejala flu pada umumnya, yaitu demam, sakit tenggorokan, batuk, hidung meler, nyeri otot, pusing, badan lemas. Selain itu juga muncul gejala muntah disertai diare. Dalam waktu singkat penyakit ini dapat menjadi lebih berat berupa peradangan di paru-paru (pneumonia), dan apabila tidak dilakukan perawatan dengan intensif dapat mnyebabkan kematian.

Masa inkubasi
Masa inkubasi virus influenza ini bervariasi antara 1-3 hari.

Sumber dan cara penularan
Penularan flu babi (H1N1) pada binatang ini terjadi secara cepat dengan resiko kematian tinggi. Penyebaran penyakit ini terjadi di antara populasi babi satu peternakan, bahkan dapat menyebar ke peternakan daerah lain. Sedangkan penularan pada manusia dapat melalui udara yang tercemar virus tersebut, baik berasal dari tinja atau unggas yang terserang flu babi. Adapun orang yang mempunyai resiko besar terserang flu babi (H1N1) adalah pekerja peternakan, penjual daging babi, dan pengonsumsi daging babi.

Upaya pencegahan
Upaya pencegahan penularan dilakukan dengan cara menghindari bahan yang terkontaminasi tinja atau kontak langsung dengan babi atau unggas yang terinfeksi flu babi. Beberapa tindakan pencegahan sebagai berikut:
  1. Setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran pencernaan babi harus menggunakan pelindung (masker, kaos tangan, kaca mata renang, dll).
  2. Bahan yang berasal dari saluran cerna babi seperti kotoran harus diletakkan dengan baik (ditanam/dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang disekitarnya.
  3. Alat-alat yang digunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan.
  4. Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan.
  5. Menyemprotkan cairan desinfektan pada kandang dan area peternakan.
  6. Melakukan kebersihan lingkungan.
  7. Melakukan dan menjaga kebersihan diri.


Enam Gejala Flu Serius

1. Sulit bernafas dan dada terasa sakit
Selain hidung tersumbat dan nyeri otot, demam atau flu tidak seharusnya membuat anda kesulitan bernafas dan sakit pada dada. Jika ini yang anda rasakan, ini mungkin bukan hanya sekedar gejala flu biasa. Bisa mungkin penyakit lain seperti penyakit jantung, asma, pneumonia atau yang lainnya. Karena itu, segeralah hubungi dokter.

2. Demam yang tak kunjung reda
Jika anda mengalami demam yang terus menerus, bisa saja ini gejala infeksi tambahan dalam tubuh yang seharusnya segera mendapatkan perawatan.

3. Muntah dan tidak dapat menahan dehidrasi
Dalam keadaan flu berat, tubuh membutuhkan cairan untuk terhindar dehidrasi. Jika anda sulit menjaganya, sebaiknya langsung ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan dan cairan infuse.

4. Menelan terasa sakit
Ini gejala flu yang sebenarnya tidak biasa. Walaupun sedikit, ketidaknyamanan ini terjadi ketika anda menelan ludah atau makanan dapat berasal dari sakit tenggorokan, namun rasa sakit yang lebih mungkin disebabkan gejala infeksi atau sakit lain yang perlu mendapatkan perawatan dokter.

5. Batuk yang sulit hilang
Batuk yang tak sembuh-sembuh mungkin diakibatkan oleh kering paska sakit tenggorokan yang cukup diobati dengan antihistamin. Tetapi apabila batuk anda bertahan selama lebih dari dua sampai tiga minggu, periksakan ke dokter, karena mungkin terjadi infeksi atau penyakit lain.

6. Tersumbat yang terus menerus dan sakit kepala
Demam dan alergi dapata menyebabkan penyumbatan pada sinus dan memicu infeksi pada sinus. Anda mengalami hal ini, jangan lakukan pengobatan biasa, pergilah ke dokter untuk penyembuhan dengan antibiotik.

Sebagai kesimpulan, kuncinya adalah dengan membiasakan diri dengan pola hidup sehat. Makan makanan yang sehat dan bergizi, menjaga kebersihan, dan berolah raga.


Sumber: Radar Jogja
Share:

Jumat, Mei 01, 2009

APAKAH AL-QUR'AN ITU?


a. Arti Qur’an dan apa yang dimaksud dengan Al-Qur’an.

“Qur’an” menurut bahasa berarti “bacaan”. Di dalam Al-Qur’an sendiri ada pemakaian kata “Qur’an” dalam arti demikian sebagai tersebut dalam surat Al Qiyaamah (75) ayat 17 dan 18.

Artinya:
17. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.
18. apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.

Kemudian dipakai kata “Qur’an” itu untuk Al-Qur’an yang dikenal sekarang ini. Adapun definisi Al-Qur’an ialah: “Kalam Allah Swt yang merupakan mu’jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad saw dan membacanya adalah ibadat.”
Dengan difinisi lain, Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-nabi selain Nabi Muhammad saw, tidak dinamakan Al-Qur’an seperti Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as, atau Injil yang diturunkan kepada Nabi ‘Isa as. Demikian pula Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yang tidak dianggap membacanya sebagai ibadah, seperti Hadits Qudsi, tidak pula dinamakan Al-Qur’an.

b. Cara-cara Al-Qur’an diwahyukan.
Nabi Muhammad saw dalam hal menerima wahyu mengalami bermacam-macam cara dan keadaan.

  1. Malaikat memasukkan wahyu itu ke dalam hatinya. Dalam hal ini Nabi saw tidak ada melihat sesuatu apapun, hanya beliau merasa bahwa itu sudah berada saja dalam kalbunya. Mengenai hal ini Nabi mengatakan: “Ruhul qudus mewahyukan ke dalam kalbuku”, (lihat surat Asy Syuuraa (42) ayat 51).
  2. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi berupa seorang laki-laki yang mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga beliau mengetahui dan hafal benar akan kata-kata itu.
  3. Wahyu datang kepadanya seperti gemerincingnya lonceng. Cara inilah yang amat berat dirasakan oleh Nabi. Kadang-kadang pada keningnya berpancaran keringat, meskipun turunnya wahyu itu di musim dingin yang sangat. Kadang-kadang unta beliau terpaksa berhenti dan duduk karena merasa amat berat, bila wahyu itu turun ketika beliau sedang mengendarai unta. Diriwayatkan oleh Zaid bin Tsabit: “Aku adalah penulis wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah. Aku lihat Rasulullah ketika turunnya wahyu itu seakan-akan diserang oleh demam yang keras dan keringatnya bercucuran seperti permata. Kemudian setelah selesai turunnya wahyu, barulah beliau kembali seperti biasa.”
  4. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi, tidak berupa seorang laki-laki seperti keadaan no. 2, tetapi benar-benar seperti rupanya yang asli. Hal ini tersebut dalam Al-Qur’an surat An Najm (53) ayat 13 dan 14.


Artinya:
13. dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
14. (yaitu) di Sidratil Muntaha[1430].

[1430] Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7, yang telah dikunjungi Nabi ketika mi'raj.

c. Hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur.
Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur dalam masa 22 tahun 2 bulan 22 hari. Hikmah Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur itu ialah:
  1. Agar lebih mudah dimengerti dan dilaksanakan. Orang akan enggan melaksanakan suruhan, dan larangan sekiranya suruhan dan larangan itu diturunkan sekaligus banyak. Hal ini disebutkan oleh Bukhari dari riwayat ‘Aisyah ra.
  2. Di antara ayat-ayat itu ada yang nasikh dan ada yang mansukh, sesuai dengan kemaslahatan. Ini tidak dapat dilakukan sekiranya Al-Qur’an diturunkan sekaligus. (ini menurut pendapat yang mengatakan adanya nasikh dan mansukh).
  3. Turunnya sesuatu ayat sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi akan lebih mengesankan dan lebih berpengaruh di hati.
  4. Memudahkan penghafalan. Orang-orang musyrik yang telah menanyakan mengapa Al-Qur’an tidak diturunkan sekaligus, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an surat Al Furqaan (25) ayat 32, yaitu: “……….mengapakah Al-Qur’an tidak diturunkan kepadanya sekaligus……?” Kemudian dijawab di dalam ayat itu sendiri: “………demikianlah, dengan (cara) begitu Kami hendak menetapkan hatimu……..”.
  5. Di antara ayat-ayat ada yang merupakan jawaban daripada pertanyaan atau penolakan suatu pendapat atau perbuatan, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas ra. Hal ini tidak dapat terlaksana kalau Al-Qur’an diturunkan sekaligus.

d. Ayat-ayat Makkiyyah dan ayat-ayat Madaniyyah.
Ditinjau dari segi masa turunnya, maka Al-Qur’an itu dibagi atas dua golongan:
  1. Ayat-ayat yang diturunkan di Mekah atau sebelum Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah dinamakan ayat-ayat Makkiyyah.
  2. Ayat-ayat yang diturunkan di Madinah atau sesudah Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah dinamakan ayat-ayat Madaniyyah.
Ayat-ayat Makkiyyah meliputi 19/30 dari isi Al-Qur’an terdiri atas 86 surat, sedang ayat-ayat Madaniyyah meliputi 11/30 dari isi Al-Qur’an terdiri atas 28 surat.

Perbedaan ayat-ayat Makkiyyah dengan ayat-ayat Madaniyyah ialah:
  1. Ayat-ayat Makkiyyah pada umumnya pendek-pendek, sedang ayat-ayat Madaniyyah panjang-panjang; surat Madaniyyah yang merupakan 11/30 dari isi Al-Qur’an ayat-ayatnya berjumlah 1.456, sedang surat Makkiyyah yang merupakan 19/30 dari isi Al-Qur’an jumlah ayat-ayatnya 4.780 ayat. Juz 28 seluruhnya Madaniyyah kecuali surat Mumtahinah (60), ayat-ayatnya berjumlah 137; sedang juz 29 ialah Makkiyyah kecuali surat Ad-Dahr (76), ayat-ayatnya berjumlah 431. Surat An Anfal dan surat Asy Syu’araa masing-masing merupakan setengah juz tetapi yang pertama Madaniyyah dengan bilangan ayat sebanyak 75, sedang yang kedua Makkiyyah dengan ayatnya yang berjumlah 227.
  2. Dalam surat-surat Madaniyyah terdapat perkataan “ya ayyuhalladzina aamanu” dan sedikit sekali terdapat perkataan “yaa ayyuhannaas”, sedang dalam surat-surat Makkiyyah adalah sebaliknya.
  3. Ayat-ayat Makkiyyah pada umumnya mengandung hal-hal yang berhubungan dengan keimanan, ancaman dan pahala, kisah-kisah umat yang terdahulu yang mengandung pengajaran dan budi pekerti; sedang Madaniyyah mengandung hukum-hukum, baik yang berhubungan dengan hukum adat atau hukum-hukum duniawi, seperti hukum kemasyarakatan, hukum ketatanegaraan, hukum perang, hukum internasional, hukum antar agama dan lain-lain.

e. Nama-nama Al-Qur’an.
Allah memberi nama Kitab-Nya, dengan Al-Qur’an, yang berarti “bacaan”. Arti ini dapat kita lihat dalam surat Al Qiyaamah (75); ayat 17 dan 18 sebagaimana tersebut di atas.
Nama ini dikuatkan oleh ayat-ayat yang terdapat dalam surat Al Israa’ (17) ayat 88; surat Al Baqarah (2) ayat 85; surat Al Hijr (15) ayat 87; surat Thaaha (20) ayat 2; surat An Naml (27) ayat 6; surat Ahqaaf (46) ayat 29; surat Al Waaqi’ah (56) ayat 77; surat Al Hasyr (59) ayat 21 dan surat Addahr (76) ayat 23.
Menurut pengertian ayat-ayat di atas Al-Qur’an itu dipakai sebagai nama bagi Kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw.
Selain Al-Qur’an, Allah juga memberi beberapa nama lain bagi Kitab-Nya, seperti:
  1. Al Kitaab atau Kitaabullah: merupakan sinonim dari perkataan Al-Qur’an, sebagaimana tersebut dalam surat Al Baqarah (2) ayat 2 yang artinya: “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya…….” Lihat pula surat Al An’aam (6) ayat 114.
  2. Al Furqaan: “Al Furqaan” artinya “pembeda”, ialah “yang membedakan yang benar dan yang batil”, sebagaimana tersebut dalam surat Al Furqaan (25) ayat 1 yang artinya: “Maha Agung (Allah) yang telah menurunkan Al Furqaan, kepada hambaNya, agar ia menjadi peringatan kepada seluruh alam”.
  3. Adz-dzikr: artinya “peringatan”, sebagaimana yang tersebut dalam surat Al Hijr (15) ayat 9 yang artinya: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan “Adz-dzikr” dan sesungguhnya Kamilah penjaganya”. Lihat pula surat An Nahl (16) ayat 44.
Dari nama yang empat tersebut di atas, yang paling masyhur dan merupakan nama khas ialah “Al Qur’an”.
Selain dari nama-nama yang empat itu ada lagi beberapa nama bagi Al-Qur’an.

f. Surat-surat dalam Al-Qur’an.
Jumlah surat yang terdapat dalam Al-Qur’an ada 114; nama-namanya dan batas-batas tiap-tiap surat, susunan ayat-ayatnya adalah menurut ketentuan yang ditetapkan dan diajarkan oleh Rasulullah sendiri (taufiq).
Sebagian dari surat-surat Al-Qur’an mempunyai satu nama, dan sebagian yang lain mempunyai lebih dari satu nama.
Surat-surat yang ada dalam Al-Qur’an ditinjau dari segi panjang dan pendeknya terbagi atas 4 bagian, yaitu:
  1. ASSAB’UTHTHIWAAL, dimaksudkan, tujuh surat panjang. Yaitu: Al Baqarah, Ali Imran, An Nisaa’, Al A’raaf, Al An’aam, Al Maa-idah, dan Yunus.
  2. AL MIUUN, dimaksudkan surat-surat yang berisi kira-kira seratus ayat lebih, seperti: Hud, Yusuf, Mu’min, dsb.
  3. AL MATSAANI, dimaksudkan surat-surat yang berisi kurang sedikit dari seratus ayat, seperti: Al Anfaal, Al Hijr, dsb.
  4. AL MUFASHSHAL, dimaksudkan surat-surat pendek, seperti: Adh-dhuha, Al Ikhlas, Al Falaq, An Naas, dsb.

g. Huruf-huruf Hijaaiyyah yang ada pada permulaan surat.
Di dalam Al-Qur’an terdapat 29 surat yang dimulai dengan huruf-huruf hijaaiyyah yaitu pada surat-surat: Al Baqarah, Ali Imran, Al A’raaf, Yunus, Hud, Yusuf, Ar Ra’ad, Ibrahim, Al Hijr, Maryam, Thaaha, Asy Syu’araa, An Naml, Al Qashash, Al ‘Ankabuut, Ar Ruum, Lukman, As Sajdah, Yasin, Shaad, Al Mu’min, Fushshilat, Asy Syuuraa, Az Zukhruf, Ad Dukhaan, Al Jaatsiyah, Al Ahqaaf, Qaaf, dan Al Qalam (Nuun).
Huruf-huruf Hijaaiyyah yang terdapat pada permulaan tiap-tiap surat tersebut di atas, dinamakan “Fawaatihushshuwar” artinya pembukaan surat-surat.
Banyak pendapat dikemukakan oleh para Ulama’ Tafsir tentang arti dan maksud huruf-huruf hijaaiyyah itu, lihat terjemah.


Share:

Kalender Hijriah


Jadwal Sholat


Subscribe

kirim update terbaru dari

Blog Irda langsung ke Email anda!


Komentar Terbaru

Site Info

Tukeran link yuk

Copy kode di bawah masukan di blog anda, saya akan segera linkback kembali

Irdaloves Blog

Follower

Blog Archive